contoh laporan praktikum ternak potong
Tujuan dan Kegunaan Praktikum
Tujuan Praktikum
ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG
Mempelajari cara menimbang ternak sapi dan mengetahui bobot badan
ternak sapi potong dengan cara mengukur bagian-bagian tubuh sapi.
ACARA II STATUS FAALI TERNAK SAPI POTONG
Untuk mengetahui perubahan gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan keadaan gigi.
Mempelajari bagai mana cara menghitung respirasi ternak potong
Mempelajari tentang bagai mana cara mengukur suhu tubuh ternak potong..
Untuk mengetahui cara menghitung denyut nadi ternak. .
Mempelajari cara membaca temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong.
ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG
Mempelajari kondisi eksterior tubuh ternak sapi potong.
Kegunaan Praktikum
ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG
praktikan dapat mengetahui cara menimbang sapi dan mengetahui bobot
badan dengan melihat ukuran bagian-bagian tubuh ternak sapi potong.
ACARA II STATUS FAALI TERNAK SAPI POTONG
Agar praktikan mengetahui perubahan gigi dan cara penentuan umur
ternak berdasarkan jumlah gigi yang di miliki oleh ternak tersebut.
Agar praktikan mengetahui suhu tubuh ternak pada jenis kelamin,
umur, dan suhu lingkungan berbeda, serta melatih keterampilan dalam
melakukan pengukuran.
Agar praktikan mengetahui cara mengukur respirasi pada ternak terse.
Agar praktikan mengetahui kondisi temperatur dan kelembaban kandang
pada ternak sapi potong Agar praktikan mengetahui denyut nadi pada
ternak
Agar praktikan mengetahui kondisi temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong.
ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG
Agar praktikan mengetahui semua yang di praktikkan,khususnya kondisi ekstriorsapi potong.
TINJAUAN PUSTAKA
Sapi bali yang depelihara secara tradisional dengan pakan hijauan berupa
rumput-rumputan dan hijauan konvensional memberikan pertambahan bobot
Universitas Sumatera Utara badan yang rendah, yaitu 100-200 g/ekor/hari.
Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa sapi bali cukup responsif
dalam upaya perbaikan pakan. Pemberian hasil samping kelapa sawit yang
diamoniasi terbukti dapat meningkatkan konsumsi bahan kering ransum
dari 3,9 kg menjadi 4,3 kg dan meningkatkan pertambahan bobot badan
dari0,3 kg menjadi 0,4 kg/ekor/hari (Hasnudi, 1997).
Suhu tubuh sapi dipengaruhi oleh jenis, bangsa, umur, jenis kelamin,
kondisi dan aktivitasnya. Kisaran tubuh normal pada sapi adalah
38,5-39,6 0C dengan suhu kritis 40 0C (Subronto, 1985).
Suhu lingkungan yang berubah-ubah menyebabkan ternak selalu berusaha
untuk menjaga suhu tubuhnya agar tetap, karena sapi adalah hewan
homeothermis. Kisaran suhu tubuh normal anak sapi 39,5-40ºC, sedangkan
untuk sapi dewasa 38-39,5ºC (Sugeng, 2000).
Rata-rata frekuensi pernafasan sapi adalah 10-30 kali per menit.
Pernafasan akan lebih cepat pada sapi yang ketakutan, lelah akibat
bekerja berat dan kondisi udara terlalu panas (Sugeng, 2000).
Hewan yang sakit atau stress akan meningkat denyut jantungnya untuk
waktu tertentu. Semakin tinggi aktivitas yang dilakukan ternak, semakin
cepat denyut nadinya. Hewan yang mempunyai ukuran tubuh lebih kecil,
denyut nadinya lebih besar daripada hewan yang mempunyai ukuran tubuh
besar (Frandson, 1992).
Respirasi adalah proses pertukaran gas sebagai suatu rangkaian kegiatan
fisik dan kimis dalam tubuh organisme dalam lingkungan sekitarnya.
Oksigen diambil dari udara sebagai bahan yang dibutuhkan jaringan tubuh
dalam proses metabolisme. Frekuensi respirasi bervariasi tergantung
antara lain dari besar badan, umur, aktivitas tubuh, kelelahan dan penuh
tidaknya rumen. Kecepatan respirasi meningkat sebanding dengan
meningkatnya suhu lingkungan. Meningkatnya frekuensi respirasi
menunjukkan meningkatnya mekanisme tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan fisiologik dalam tubuh hewan. SKelembaban udara yang tinggi
disertai suhu udara yang tinggi menyebabkan meningkatnya frekuensi
respirasi.
Frekuensi denyut nadi dapat dideteksi melalui denyut jantung yang
dirambatakan pada dinding rongga dada atau pada pembuluh nadinya.
Frekuensi denyut nadi bervariasi tergantung dari jenis hewan, umur,
kesehatan dan suhu lingkungan. Disebutkan pula bahwa hewan muda
mempunyai denyut nadi yang lebih frekuen daripada hewan tua. Pada suhu
lingkungan tinggi, denyut nadi meningkat(Housebanri ,2009).
Mengukur panjang badan dapat dilakukan dengan cara menempatkan
tongkat ukur bagian permanen dibagian depan tulang persendian pada kaki
depan dan cara membacanya harus lurus, sehingga pengukuran yang
dilakukan akurat (Susetyo, 1977).
Lingkar dada pada ternak menunjukkan berat badannya, di mana semakin
panjang lingkar dadanya maka semakin berat bobot badan ternak tersebut
dan sebaliknya semakin pendek lingkar dada suatu ternak maka berat badan
ternak tersebut ringan atau ternak tersebut kurang sehat/ kurus (Roche,
1975).
Adapun untuk menentukan umur sapi yang perlu diperhatikan adalah kondisi
gigi yang meliputi pertukaran gigi seri susu dengan gigi seri tetap,
perecupan gigi seri, pergesekan, dan bintang gigi. Jika gigi seri susu
I1 sudah berganti dengan gigi seri tetap dan sudah merecup, berarti umur
sapi 2 tahun. Jika gigi seri susu I2 sudah berganti dan merecup,
berarti umur sapi 3 tahun. Jika gigi seri susu I3 sudah berganti dan
merecup, umur sapi 3,5 tahun. Jika semua gigi seri telah berganti (I4)
dan merecup, umur sapi 4 tahun. Jika I4 ada tanda pergesekan, berarti
umur sapi 5 tahun. (Timan 2003).
Sudut mata terlihat bersih tanpa adanya kotoran atau getah radang dan
tidak terlihat perubahan warna di selaput lendir dan kornea matanya.
Ekornya selalu aktif mengibas untuk mengusir lalat. Pernafasan denyut
jantung dan ruminansi normal dan dapat dirasakan (Akoso, 1996).
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
Materi Praktikum
Alat-alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
stetoskop
termometer
taimbangan kapasitas 1000 kg
stop wact
pita ukur
tongkat ukur
Thermo Hygrometer
Temperatur ruang
Tabel Pencatatan Data
Bahan-bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
Sapi Jantan Umur 2,5 tahun
vaselin
alkohol
Metode Praktikum
Adapun metode-metode yang dilakukan sebelum melakukan praktikum yaitu:
Membersihkan kandang
Memandikan ternak
ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG
Mempelajari bagai cara menimbang ternak dan mengetahui berat badsan dari ternak tersebut
Menyiapkan ternak yang akan ditimbang dan diukur, ushakan tidak dalam keadaan setres.
Memasukkan ternak sapi pada penimbangan ternak besar kapasitas 1000kg.
Mengukur tubuh ternak dengan menggunakan tongkat ukur dan pita ukur
Pengukuran di ulangi 1-3 kali untuk mendapatkan hasil yang optimal
Mencatat hasil penimbangan dan pengukuran pada table data.
ACARA II STATUS FA’ALI TERNAK SAPI POTONG
Mempelajari perubahan gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan jumlah gigi.
Sapi dimasukkan dikandang jepit, diusahakan agar keadaan tenang dan tidak menjadi gelisah sehingga mempermudah pemeriksaan.
Kuasailah bagian kepala sapi dengan melingkarkan sebelah lengan
tangan pada muka sapi, sekaligus cengkramlah kedua rahang bawah sapi
sampai mulut sapi ternganga sehingga giginya tampak. Agar gigi sapi
lebih jelas terlihat, bukalah bibir bawahnya.
Periksa dan rabalah permukaan gigi serinya hingga jelas terlihat dan terasa keadaanya.
Mempelajari suhu tubuh ternak sapi potong pada jenis kelamin, umur, dan suhu lingkungan berbeda.
Penentuan suhu tubuh
Hewan-hewan pengamatan terlebih dahulu diidentifikasi dalam keadaan tenang agar mendapatkan hasil pengukuran yang optimal.
Menyiapkan thermometer dengan cara dikibas-kibas untuk menurunkan
permukaan air raksanya sampai angka terendah, kemudian ujung thermometer
dicelupkan kedalam pelicin (vaselin).
Memegang ternak dengan hati-hati dan tenang, kemudian angkat ke atas ekornya hingga kelihatan rektumnya.
Memasukan thermometer pada rectum ternak selama ± 1 menit
Memperhatikan letak ujung thermometer masuk ke dalam mukosa rectum
Membaca suhu yang ditunjukan thermometer dengan melihat posisi permukaan air raksanya.
Ulangi sebanyak 3 kali
Mencatat data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut didalam table lembar pencatatan data.
Pengukuran suhu rektal di lakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari.
Mempelajari fungsi respirasi pada ternak sapi potong, serta melatih
keterampilan dalam melakukan pengukuran frekwensi respirasi.
Hewan-hewan pengamatan terlebih dahulu diidentifikasi dalam hal
jenis/bangsa, jenis kelamin, umur, berat badan dan kondisi tubuh.
Mengendalikan hewan agar tetap tenang
Meletakkan punggung telapak tangan di depan hidung sapi
Merasakan tiap hembusan napasnya
Hitung pernapasan/ tiap hembusan napas selama 1 menit
Ulangi 1-3 kali, untuk mendapatkan hasil yang optimum
Catat hasil pengukuran pada lembar table
Pengukuran dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
Mempelajari denyut nadi pada ternak sapi potong. serta melatih
keterampilan dalam melakukan penghitungan denyut nadi pada ternak sapi
potong.
Mencari pusat denyut jantung pada ternak ( sapi ) yaitu dilakukan
dengan menekan pada arteri femoralis sebelah medial bahu kiri
Hitung dengan countercheck dan mendengarkan denyut jantung dengan stetoskop
Ulangi 1-3 kali
Mencatat data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut di dalam table lembar pencatatan data.
Pengukuran dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
Mempelajari temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong.
Mengamati Termometer Ruang
Mengamati Higrometer atau Termometer “basah kering”
Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
Melakukan hal tersebut 2 kali yaitu pagi dan sore.
ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG
Mempelajari kondisi eksterior tubuh ternak sapi potong.
tempat dan tanggal praktikum
Tempat Praktikum :
Adapun praktikum ini dilaksanakan di Laboraturium Terapan ( Teacing Farm
) Fakultas Peternakan,kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
Tanggal Praktikum
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada tanggal Senin 28,November 2011
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Praktikum
A.IDENTITAS TERNAK
a. No. Ternak : 4
b. Jenis Kelamin : betina
c. Umur Ternak : 3-4½ tahun
B.HASIL PENGAMATAN
a. Bobot Badan : 215 kg
b. Ukuran-ukuran tubuh ternak :
No Bagian tubuh Ukuran 1 (cm) Ukuran 11 (cm) Ukuran 111 (cm) Rata-rata (cm)
1 Panjang badan 116 116 116 116
2 Panjang kepala 39,5 40 40 39,83
3 Panjang metacarpal 29 29 29 29
4 Panjang metakarsal 41 41,5 41,5 41,3
5 Panjang paha 75 75 75 75
6 Lebar kepala 16 17 17 16,6
7 Lebar dada 38 38 38 38
8 Lebar pinggul 37 37 37 37
9 Tinggi gumba 107 108 107 107,3
10 Tinggi punggung 106 105 105 105,3
11 Tinggi pinggul 110 111 111 110,6
12 Lingkar dada 147,5 148 147,5 114,3
13 Lingkar perut 170,5 170 170 170,3
14 Lingkar flank 146 146 147 146,3
15 Linkar metacarpal 15,5 15 15 15,1
16 Lingkar metakarsal 16 16 16,5 16,3
17 Dalam dada 56 57 56 56,3
18 Indeks kepala
ACARA II
a. JUMBLAH GIGI SAPI : gigi susu tidak ada
b. JUMBLAH LINGKAR TANDUK :
b.DATA STATUS FAALI TERNAK
No Parameter Ukuran I Ukuran II Ukuran III Rata-rata
Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore
1 Suhu Tubuh Ternak (C) 38 38 38 38,1
2 Respirasi (kali/menit) 34 34 33 33,3
3 Denyut Nadi (kali/menit) 57 57 55 356
c.DATA LINGKUNGAN
No. Parameter Pagi (jam 06.00-0700) Sore (jam 15.00-16.00)
1 Temperatul Kandang (C) 30,2 ºC 29ºC
2 Kelembaban Kandang(%) 80% 74%
ACARA III PENGAMATAN EKSTERIOR
Warna sapi : coklat terang
Gigi rahang bawah depan / gigi susu ompong.
Koreng di kedua kaki depannya.
Tanduk melengkung ke belakang.
Hidung mengkilap berlendir.
PEMBAHASAN
ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG
Cara menimbang berat sapi dan mengetahui bobot badan dengan cara mengukur tubuh sapi dengan teliti dan akurat.
Mengetahui bobot badan ternak sapi potong adalah hal yang sagat
penting untuk diketahui guna melihat kebutuhan pakan ataupun kesehatan
ternak. Penimbangan merupakan hal yang paling tepat dalam mengetahui
bobot badan ternak, tetapi bobot badan ternak juga dapat diperkirakan
atau diduga dengan cara mengukur bagian-bagian tubuh ternak atau disebut
dengan cara manual. Bagian-bagian ukuran tubuh ternak yang dapat
digunakan dalam menduga bobot badan yaitu lingkar dada, tinggi pundak,
panjang badan, dalam dada serta tinggi dan lebar kemudi atau pinggul.
Hubungan fungsional antara ukuran tubuh dengan bobot badan telah di laporkan oleh beberapa peneliti .
Pengukuran bobot badan dengan rumus Schrooel :
BB = /
=
Lihat panduan praktikum rumusnya
ACARA II STATUS FAALI TERNAK SAPI POTONG
Cara penentuan umur ternak berdasarkan jumlah gigi dengan melihat jumlah giginya.
Ternak Sapi potong yaitu ternak ruminansia dengan tujuan
pemeliharaannya untuk menghasilkan daging. Sedangkan ternak kerja adalah
ternak yang tujuan utamanya untuk di manfaatkan tenaganya.
Sapi potong dan kerja dapat kita ketahui dan menentukan umurnya
dengan cara melihat catatan kronologinya,lingakaran yang ada pada tanduk
atau cincin tanduk dapat pula dilahat dengan cara menghitung jumlah
perubahan gigi. Jika jumlah cincin tanduknya 2 dapat di perkirakan
bahwa sapi tersebut berumur 3 tahun. Sedangkan jika terdapat 2 gigi
lebar (I I) berarti dapat diperkirakan berumur 2 tahun, jika 4 gigi
lebar ( I 2) dapat diperkirakan berumur 2 – 2 1/2 , jika terdapat ada 6
gigi lebar (I 3) berarti diperkirakan umur 2½ - 3 ½ tahun, jika 8 gigi
lebar (I 4) berarti diperkirakan berumur 31/2 – 41/2 tahun, I 0: Sapi
Umur 1-11/2 tahun, dan gigi tua : Sapi umur > 9 tahun, jadi dengan
mengetahui keterangan tersebut kita dapat memperkirakan umur suatu
ternak sapi, begitu pula dengan ternak potong dan kerja lainnya.
Menghitung suhu tubuh ternak sapi potong pada jenis kelamin, umur, dan suhu lingkungan berbeda.
Ternak Sapi potong adalah ternak ruminansia yang tujuan
pemeliharaannya untuk menghasilkan daging. Sedangkan ternak kerja adalah
ternak yang tujuan utamanya untuk di manfaatkan tenaganya.
Pada umumnya Suhu tubuh pada ternak sapi potong tergantungn pada
jenis kelamin, umur dan suhu lingkungan. Dalam keadaan normal suhu tubuh
ternak dapat bervariasi karena adanya perbedaan jenis kelamin,umur,suhu
lingkungan, aktivitas, aktivitasyang di lakukan oleh sapi tersebut.
Suhu normal adalah panas tubuh dalam zone thermoneutral pada aktivitas
tubuh terendah. Variasi normal suhu tubuh akan berkurang bila mekanisme
thermoregulasi telah bekerja sempurna dan hewan telah dewasa. Sehingga
ketika dilihat suhu rektal sapi potong jantan dipagi hari dan sore hari
berbeda, dapat dikatakan pula bahwa hal tersebut dikarenakan beberapa
faktor yaitu aktivitas, iklim, suhu kandang yang yang berubah.
Salah satu cara untuk mendapatkan gambaran mengenai suhu tubuh adalah
dengan melihat suhu rectal dengan pertimbangan bahwa rectal merupakan
tempat pengukuran terbaik dan dapat mewakili suhu tubuh secara
keseluruhan sehingga dapat disebut sebagai suhu tubuh.
Fungsi respirasi pada ternak sapi potong.
Respirasi adalah proses pertukaran gas sebagai suatu rangkaian kegiatan
fisik dan kimiawi dalam tubuh organisme pada lingsskungan sekitarnya.
Oksigen diambil dari udara sebagai bahan yang dibutuhkan jaringan tubuh
dalam proses metabolisme. Frekuensi respirasi bervariasi tergantung dari
besar badan, aktifitas tubuh,umur dan penuh tidaknya rumen. Kecepatan
respirasi meningkat sebanding dengan meningkatnya suhu lingkungan.
Meningkatnya frekuensi respirasi menunjukkan meningkatnya mekanisme
tubuh untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dalam tubuh hewan.
Kelembaban udara yang tinggi disertai suhu udara yang tinggi menyebabkan
meningkatnya frekuensi respirasi.
Pada saat penghitungan respirasi sapi potong diwaktu pagi dan sore
berbeda, dimana respirasi di pagi hari lebih rendah dibandingkan sore
hari, hal itu dikarenakan pula adanya beberapa faktor yang sama halnya
dengan suhu tubuh, dan denyut nadi pada ternak potong sapi, misalnya
kelelahan, aktivitas dan isi rumen ternak sapi potong saat itu.
Menghitung denyut nadi/jantung pada ternak sapi potong.
Frekuensi denyut nadi dapat dideteksi melalui denyut jantung yang
dirambatakan pada dinding rongga dada. Frekuensi denyut nadi bervariasi
tergantung dari jenis hewan, umur, kesehatan dan suhu lingkungan.
Disebutkan pula bahwa hewan muda mempunyai denyut nadi yang lebih
frekuensi dari pada hewan tua. Pada suhu lingkungan tinggi, denyut nadi
meningkat. Peningkatan ini berhubungan dengan peningkatan respirasi yang
menyebabkan meningkatnya aktivitas otot-otot respirasi, sehingga
dibutuhkan darah lebih banyak untuk mensuplai O2 dan nutrient melalui
peningkatan aliran darah dengan jalan peningkatan denyut nadi..
Frekuensi denyut sapi pada pagi dan sore hari berbeda dikarenakan
pula oleh beberapa faktor yang mempengaruhi suhu dan respirasi pada
ternak potong.Setres juga dapat di jadikan sebagai salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi berubahnya denyut nadi ternak
Mengukur temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong.
Suhu dan kelembaban udara merupakan dua komponen iklim yang paling
penting yang harus diperhatikan,karena keduanya sangat mempengaruhi
kondisi fisiologi ternak. Suhu lingkungan terutama kandang sangat
mempengaruhi respirasi, denyut nadi, dan suhu rektal pada ternak. Suhu
lingkungan terutama suhu kandang yang tunggi dapat menurunkan nafsu
makan dan menambah kebutuhan air.Bila hal ini akan terus terjadi akan
menghambat laju pertumbuhan dan menurunkan reproduksi ternak. Suhu dalam
kandang yang baik yaitu rat-rata 33ºC dengan kelembaban 75%.
Pada pengamatan yang telah dilakukan oleh praktikan didapatkan
temperatur kandang dan kelembaban kandang pada pagi hari berbeda dengan
sore hari, dimana temperatur dan kelembaban pada pagi hari lebih tinggi
dari pada sore hari, hal tersebut dikarenakan oleh faktor iklim. Namun
dapat dikatakan temperatur dan kelembaban kandang tersebut cukup baik
atau normal.
ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG
Mempelajari kondisi eksterior tubuh ternak sapi potong.
Sapi adalah ternak ruminansia yang dapat ditemui di seluruh belahan
dunia. Sapi bali merupakan domestikal dari banteng(Bibos sondaicus).
Pada saat pedet, tubuhnya berwarna merah bata. Sementara ketika dewasa,
sapi betina tetap berwarna merah bata, sedangkan sapi jantan berubah
menjadi kehitam-hitaman. Terdapat warna putih pada keempat kakinya,
mulai dari mulut sampai kebawah, belakng pelvis dengan batas yang tampak
jelas dan bentuk setengah bulan, dan garis belut pada punggung ( aals
streep ).
Pada pengamatan yang telah praktikan lakukan didapatkan sapi bali yang
memilki warna bulu merah bata dan jenis sapi tersebut yaitu jantan.
Mata bersinar, hidung yang bersih dan lain sebagainya adalah hal yang
dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahui keadaan sapi pada suhu
lingkungan atau suhu kandang tertentu.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Suhu lingkungan atau suhu kandang, aktivitas, jenis kelamin, umur,
isi rumen dan kelelahan, dapat mempengaruhi suhu tubuh, respirasi dan
denyut nadi pada ternak sapi potong.
Umur ternak dapat diperkirakan dengan cara melihat jumlah gigi, dan cicin tanduknya
Bobot badan ternak sapi potong dapat diperkirakan dengan cara mengukur bagian tubuh ternak sapi.
Keadaan i eksterior ternak sapi potong yang tidak bermasalah seperti
mata bersinar,kuku yang bersih,hidung tidak ingusan ,dan dapat di
simpulkan bahwa sapi yang di amati dalam kondisi yang sehat.
Saran
Diharapkan kepada praktikan agar berhati-hati saat melakukan
praktikum ternak potong agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di
inginkan.
Di harapkan pada praktikan supaya tidak ribut pada saat praktikum
berlangsung agar ternak supaya ternak tenang dan tidak mengalami stress.
DAFTAR PUSTAKA
Akoso,T. B. 1996. Kesehatan Sapi. Kanisus: Yogyakartas
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press
Hasanudi. 1997. Pengelolaan Ternak Sapi Pedaging. FP-USU : Medan
Housebandry. 2009. Pengaruh Lingkungan terhadap Keadaan Fisiologis
Ternak Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh: Koen Praseno).
Roche. 1975. Pengukuran Berat Badan Ternak berdasarkan Performance. Yogyakarta: Dinas Peternakan Provinsi DIY.
Subronto. 1985. Ilmu Penyakit Ternak. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Sugeng, Y. B. 2000. Ternak Potong dan Kerja. Edisi I. CV. Swadaya : Jakarta
Susetyo. 1997. Performance Tubuh Ternak. Jakarta: Cv.Yasaguna
Timan.2003. Pengaruh Lingkungan terhadap Keadaan Fisiologis.